7 Penyebab Bayi Lahir Prematur

Bayi prematur atau bayi yang lahir sebelum mencapai usia kehamilan 37 minggu dapat mengalami berbagai macam kondisi kesehatan dan medis yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Memahami penyebab bayi lahir prematur dapat membantu calon ibu untuk mengambil tindakan preventif dan mengurangi risiko kehamilan prematur. Berikut ini adalah 7 penyebab bayi lahir prematur yang perlu Anda ketahui!

1. Kelebihan Berat Badan atau Gizi Buruk pada Ibu Hamil

Ketidakseimbangan antara asupan makanan dan kebutuhan nutrisi selama kehamilan dapat menjadi faktor utama yang memicu kelahiran prematur. Ibu hamil yang kelebihan berat badan atau menderita gizi buruk berisiko lebih tinggi mengalami kehamilan prematur dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang sehat dan normal. Oleh karena itu, sangat penting bagi calon ibu untuk memperhatikan pola makan yang seimbang dan memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan selama masa kehamilan.

2. Kondisi Medis pada Ibu Hamil

Beberapa kondisi medis, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau infeksi, dapat meningkatkan risiko kehamilan prematur. Kondisi medis ini dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan juga kesehatan janin yang sedang dikandung. Oleh karena itu, calon ibu perlu rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan memperhatikan tanda-tanda awal kondisi medis yang muncul selama kehamilan.

3. Kehamilan Tunggal atau Kembar

Kehamilan kembar atau lebih dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur, terutama jika kehamilan tersebut bersifat multidisiplin dan mempengaruhi kesehatan ibu hamil. Meskipun demikian, ada juga kehamilan kembar yang berakhir dengan kelahiran bayi yang sehat dan normal, terutama jika kehamilan tersebut diawasi secara baik oleh tenaga medis dan calon ibu melakukan tindakan preventif yang tepat.

4. Usia Ibu yang Terlalu Muda atau Terlalu Tua

Ibu hamil yang terlalu muda (di bawah usia 17 tahun) atau terlalu tua (di atas usia 35 tahun) juga berisiko mengalami kelahiran prematur. Hal ini dikarenakan siapanya tubuh ibu untuk menjalani kehamilan belum optimal, khususnya pada ibu yang terlalu muda. Sedangkan pada ibu yang terlalu tua, fungsi organ tubuh dapat menurun dan meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam kondisi medis selama kehamilan.

5. Paparan Zat Berbahaya atau Radiasi

Paparan zat berbahaya, seperti merkuri, timbal, atau bahan kimia lainnya, dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Selain itu, paparan radiasi juga dapat menjadi faktor yang memicu kelahiran prematur pada ibu hamil. Oleh karena itu, calon ibu perlu menghindari paparan zat berbahaya dan radiasi, terutama selama trimester pertama kehamilan.

6. Kurangnya Asupan Nutrisi Selama Masa Kehamilan

Kurangnya asupan nutrisi, terutama nutrisi yang penting untuk perkembangan janin, seperti zat besi, asam folat, dan vitamin D, dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Oleh karena itu, calon ibu perlu memperhatikan pola makan yang sehat dan seimbang, serta mengonsumsi suplemen yang dianjurkan oleh tenaga medis selama masa kehamilan.

7. Kebiasaan Merokok atau Mengonsumsi Minuman Beralkohol

Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh dan meningkatkan risiko kehamilan prematur. Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok dan alkohol dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janin yang sedang dikandung. Oleh karena itu, ibu hamil harus menghindari kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol selama masa kehamilan.

Kesimpulan

Kelahiran prematur dapat terjadi karena berbagai macam faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janin yang sedang dikandung. Oleh karena itu, calon ibu perlu memperhatikan pola makan yang seimbang, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, dan menghindari kebiasaan yang dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. Dengan melakukan tindakan preventif yang tepat, risiko kelahiran prematur dapat dikurangi, sehingga calon ibu dapat menikmati kehamilan yang sehat dan janin dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.