Sesak napas adalah kondisi yang sering dialami oleh banyak orang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Meskipun asma dan PPOK dapat menyebabkan gejala yang serupa, keduanya memiliki penyebab dan pengobatan yang berbeda. Artikel ini akan membahas cara membedakan antara sesak napas akibat asma dan PPOK.
Apa itu Asma?
Asma adalah kondisi yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan dan produksi lendir yang berlebihan. Kondisi ini dapat mempengaruhi orang dari segala usia, tetapi paling sering terjadi pada anak-anak. Penyebab asma belum diketahui dengan pasti, tetapi faktor genetik dan lingkungan dapat berperan dalam terjadinya asma.
Tanda dan gejala asma dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi beberapa tanda dan gejala umum meliputi:
- Sesak napas
- Wheezing atau bunyi bersiul saat bernapas
- Batuk berdahak, terutama pada malam hari
- Dada terasa sesak atau nyeri dada
Apa itu PPOK?
PPOK adalah penyakit paru-paru kronis yang ditandai dengan penyempitan saluran udara kronis dan kehilangan elastisitas jaringan paru-paru. PPOK umumnya terjadi pada mereka yang merokok atau terpapar polutan udara. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang lanjut usia.
Tanda dan gejala PPOK dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi beberapa tanda dan gejala umum meliputi:
- Sesak napas
- Batuk berdahak
- Produksi lendir yang berlebihan
- Mual dan kelelahan
- Dada terasa sesak atau nyeri dada
Membedakan Antara Sesak Napas Akibat Asma dan PPOK
Meskipun ada beberapa tanda dan gejala yang sama antara asma dan PPOK, ada beberapa perbedaan penting yang dapat digunakan untuk membedakan antara keduanya. Berikut adalah beberapa perbedaan antara sesak napas akibat asma dan PPOK:
Pengaruh Lingkungan
Asma bertanggung jawab atas kondisi yang terjadi karena kontak dengan alergen dan udara dingin atau kering. Tanpa alergen atau lingkungan yang memprovokasi, seseorang mungkin tidak mengalami gejala asma. Sementara itu, PPOK umumnya terjadi karena merokok atau terpapar polutan udara dalam jangka waktu yang lama.
Perubahan Suara Bernapas
Orang dengan asma seringkali mengalami wheezing atau bunyi bersiul saat bernapas. Sementara itu, orang dengan PPOK mungkin mengalami napas yang berat atau paru-paru yang merintih ketika mereka bernapas.
Sifat Gejala
Gejala asma dapat berkembang secara perlahan dan bertahan selama beberapa hari atau bermunculan secara tiba-tiba dan berlangsung dalam beberapa jam saja. PPOK, di sisi lain, biasanya memburuk secara bertahap dan bertahan selama bertahun-tahun.
Respon terhadap Pengobatan
Asma dapat diobati dengan inhaler, bronkodilator, dan kortikosteroid. Orang dengan asma mungkin merasakan perbaikan dalam beberapa menit setelah menggunakan inhaler. Sementara itu, PPOK lebih sulit diobati dan mungkin memerlukan pengobatan jangka panjang. Secara umum, orang dengan PPOK mungkin merasakan perbaikan hanya dalam beberapa minggu atau bulan setelah memulai pengobatan.
Kesimpulan
Meskipun asma dan PPOK dapat menyebabkan sesak napas, keduanya memiliki penyebab dan pengobatan yang berbeda. Namun, sebelum mendiagnosis kondisi apa pun, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Dokter dapat membantu menemukan penyebab sesak napas dan merancang rencana pengobatan yang tepat.
Jika Anda mengalami sesak napas atau gejala yang mencurigakan, segera kunjungi dokter Anda. Hanya dokter yang dapat menentukan penyebab sesak napas dan memberi Anda pengobatan yang tepat. Jangan menunda-nunda kunjungan ke dokter jika Anda mencurigai bahwa Anda mengalami gejala sesak napas yang mencurigakan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.