Jam Kerja Berkurang: Karyawan Lebih Bahagia?

Keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi memang selalu menjadi topik yang hangat. Banyak perusahaan yang ingin mengupayakan keseimbangan tersebut dengan merevisi jam kerja yang lebih fleksibel. Namun, adakah bukti bahwa jam kerja yang lebih pendek bisa meningkatkan kebahagiaan karyawan?

Efek Jam Kerja Terlalu Lama

Sebelum menjawab bagaimana jam kerja berpengaruh pada kebahagiaan karyawan, marilah kita lihat terlebih dahulu dampak jam kerja yang terlalu lama. Beberapa masalah kesehatan yang muncul akibat bekerja terlalu lama ialah kelelahan, insomnia, dan stres.

Belum lagi, jam kerja terlalu lama juga bisa menimbulkan masalah produktivitas. Karyawan yang bekerja dalam kondisi lelah dan terlalu banyak tekanan biasanya cenderung membuat kesalahan dan kurang fokus.

Faktor Kebahagiaan Karyawan

Setelah mengetahui bahaya bekerja terlalu lama, mari kita beralih pada faktor kebahagiaan karyawan. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Atlassian, teknologi perangkat lunak bernilai lebih dari $5 miliar, karyawan yang bahagia cenderung 31 persen lebih produktif.

Faktor-faktor yang berpengaruh pada kebahagiaan karyawan seperti pekerjaan yang menantang, memiliki otoritas dalam pekerjaannya, adanya kebebasan dalam mengambil keputusan, mendapatkan rasa hormat dari pengguna lain, dan adanya kesempatan untuk mengembangkan diri. Hal-hal tersebut cenderung memicu ketertarikan karyawan terhadap pekerjaannya.

Jam Kerja Fleksibel

Banyak perusahaan yang mengajukan wacana kebijakan bekerja dengan jam kerja fleksibel. Namun, karyawan juga perlu dilatih untuk mengelola waktu mereka secara efektif agar jam kerja fleksibel bisa menjadi efektif.

Contoh jam kerja fleksibel yang diterapkan perusahaan ada yang menetapkan jam kerja enam jam atau bahkan tiga hari dalam satu pekan. Dengan waktu perjalanan yang lebih sedikit, karyawan bisa mengatur waktu mereka dengan lebih efektif dan membantu mereka menghindari munculnya masalah kelelahan dan kebosanan.

Namun, untuk perusahaan besar, alih-alih memperpendek jam kerja, dilakukan pemerataan jam kerja untuk menghindari permasalahan keseimbangan waktu kerja-keluarga.

Mempertahankan Keseimbangan Kerja-Keluarga

Perusahaan bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif dengan memperhatikan kebutuhan karyawan dalam menjaga keseimbangan kerja-keluarga sehingga karyawan lebih bahagia. Mengatur jadwal pekerjaan yang jelas, memberikan cuti kehamilan, dan menawarkan waktu fleksibel untuk kegiatan keluarga bisa membantu karyawan lebih mudah dalam beradaptasi.

Beberapa perusahaan juga memberikan sejumlah jam kerja yang tiba-tiba dibatasi untuk terlibat dalam kegiatan yang lebih menyenangkan bersama keluarga, seperti makan bersama atau berlibur. Cara mengalokasikan waktu terhadap kegiatan pribadi seperti itu cenderung meningkatkan kebahagiaan karyawan dan semakin perkasa dalam melakukan kegiatan kerja.

Penutup

Jadi, apakah jam kerja yang pendek membuat karyawan lebih bahagia? Terbukti, kebahagiaan dan produktivitas karyawan memang saling terkait. Perusahaan perlu menyadari bahwa karyawan yang bahagia akan menjadi karyawan yang produktif.

Keberhasilan mencapai keseimbangan kerja-keluarga perlu beragam bentuk kompromi, mulai dari waktu kerja, pemilihan jenis lingkungan kerja, pengembangan karir, hingga pengaturan hak istirahat. Diformat kebijakan yang fleksibel dan sejalan dengan kebutuhan karyawan, perusahaan bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, bahagia, dan terpadu.

Jadi, sebelum menyimpulkan, mari kita kembalikan ke masalah keseimbangan kerja-keluarga yang harus diresapi dengan benar. Karyawan yang bahagia membuat perusahaan lebih tumbuh dan berkembang. Karena itu, kebijakan jam kerja fleksibel yang memperhatikan kepuasan karyawan sebagai prioritas utama pantas dicoba.