Air ketuban merupakan cairan yang berfungsi sebagai pelindung dan nutrisi bagi janin yang berkembang di dalam rahim. Namun, terkadang air ketuban bisa menjadi menjadi racun bagi janin dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada janin dan ibu hamil. Ada beberapa tanda dan penyebab janin keracunan air ketuban yang perlu diwaspadai, terutama bagi ibu yang akan melahirkan melewati hari perkiraan lahir (HPL) atau melewati batas waktu persalinan normal.
Tanda-tanda Janin Keracunan Air Ketuban
Janin keracunan air ketuban atau oligohidramnios dapat terjadi ketika kadar air ketuban berkurang, sehingga janin tidak memiliki ruang gerak yang cukup atau nutrisi yang dibutuhkan untuk bertumbuh dengan sehat. Berikut adalah beberapa tanda-tanda janin keracunan air ketuban yang perlu diwaspadai:
1. Kenaikan berat badan yang tidak normal
Jika selama masa kehamilan, berat badan ibu naik terlalu banyak atau terlalu sedikit dari normal, itu bisa menjadi tanda bahwa janin mengalami keracunan air ketuban. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya nutrisi yang diterima oleh janin karena kurangnya air ketuban.
2. Mata si kecil terlihat cepat bergerak
Jika mata bayi terlihat cepat bergerak, bisa jadi itu adalah tanda janin keracunan air ketuban. Mata bergerak terlalu cepat dapat menunjukkan bahwa sistem saraf janin terganggu karena kurangnya nutrisi yang dibutuhkan.
3. Tindakan gerakan bayi yang berkurang
Janin biasanya bergerak cukup aktif di dalam rahim, namun jika gerakan janin terus menurun atau hampir tidak ada gerakan sama sekali, ini bisa menjadi tanda-tanda janin mengalami keracunan air ketuban.
4. Pembengkakan pada payudara ibu hamil
Beberapa ibu hamil mengalami pembengkakan payudara ketika mengalami keracunan air ketuban. Hal ini terjadi karena tubuh ibu mencoba memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang kurang dengan memproduksi lebih banyak susu.
5. Berat badan bayi yang rendah
Jika janin terus mengalami keracunan air ketuban, berat badan bayi dapat terganggu dan bayi bisa lahir dalam kondisi yang kurang sehat.
Penyebab Janin Keracunan Air Ketuban
Beberapa faktor atau kondisi dapat menyebabkan janin mengalami keracunan air ketuban, antara lain:
1. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil dapat menyebabkan janin mengalami keracunan air ketuban. Tingginya tekanan darah dapat menghambat aliran darah dan nutrisi ke janin dalam rahim.
2. Kurangnya jumlah air ketuban
Jumlah air ketuban yang kurang dapat menjadi penyebab janin mengalami keracunan air ketuban. Air ketuban yang kurang dapat menyebabkan janin kekurangan nutrisi dan membuatnya tumbuh tidak sehat.
3. Infeksi
Infeksi pada ibu hamil dapat menyebabkan janin mengalami keracunan air ketuban. Infeksi dapat merusak plasenta dan membuat aliran nutrisi ke janin terganggu.
4. Suhu yang tidak stabil
Kelembapan dan suhu yang tidak stabil dapat membahayakan janin dan memicu janin mengalami keracunan air ketuban. Suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat mengganggu keseimbangan suhu tubuh janin.
Waspada Persalinan Lewat HPL
Jika mengalami tanda-tanda janin keracunan air ketuban, ibu hamil harus segera memeriksakan diri ke dokter. Jangan menunda-nunda untuk melahirkan, terlebih saat melewati HPL. Persalinan normal seharusnya terjadi antara usia kehamilan 37 hingga 42 minggu. Namun, jika sudah melewati HPL, risiko komplikasi kesehatan pada janin dan ibu hamil semakin besar.
Mandi air hangat dan minum ramuan tradisional tidak akan membantu mempercepat persalinan. Sebaliknya, hal tersebut bisa memperparah kondisi dan menyebabkan bayi menjadi kurang sehat. Maka, segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami tanda-tanda janin keracunan air ketuban atau melewati batas waktu persalinan normal.
Kesimpulan
Janin keracunan air ketuban bisa menjadi masalah serius bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Ada beberapa tanda dan penyebab yang perlu diwaspadai. Jangan menunda-nunda untuk memeriksakan diri ke dokter jika mengalami tanda-tanda tersebut. Terlebih lagi, jika sudah melewati HPL, segera berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari risiko komplikasi kesehatan pada janin dan ibu hamil. Selalu jaga kesehatan dengan makan makanan yang sehat, rajin berolahraga dengan rutin, dan periksakan diri secara teratur untuk mengawasi kesehatan selama masa kehamilan.