Bisakah Menyimpan ASI Perah Tanpa Freezer?

Menyimpan ASI perah adalah hal yang sangat penting bagi ibu menyusui. Ada banyak alasan mengapa seorang ibu menyimpan ASI perah, mulai dari meningkatkan pasokan ASI, hingga menjaga suplai ASI saat sedang bepergian atau pergi ke kantor. Namun, tidak semua ibu menyusui memiliki akses ke freezer atau kulkas yang besar untuk menyimpan ASI perah. Jadi, bisakah menyimpan ASI perah tanpa freezer atau kulkas?

Mengapa Harus Menyimpan ASI Perah?

Sebelum membahas lebih jauh apakah ASI perah bisa disimpan tanpa freezer atau kulkas, sebaiknya kita bahas terlebih dahulu kenapa ASI perah perlu disimpan.

Saat seorang ibu menyusui, ASI produksinya akan meningkat naik dan turun sesuai dengan kebutuhan bayi. Namun, ada kalanya ASI yang dihasilkan terlalu banyak dan tidak dapat digunakan sekaligus. ASI yang berlebih ini dapat disimpan dan diberikan pada bayi kapan saja.

Mengapa ASI perlu disimpan?

  1. Mempertahankan persediaan susu: Saat ibu bekerja atau sedang berada jauh dari bayi, menyimpan ASI perah adalah cara terbaik untuk menjaga persediaan susu seorang bayi.
  2. Menyimpan susu yang berlebih: Seperti yang telah disebutkan, ibu bisa menghasilkan ASI melebihi jumlah yang diperlukan bayi. ASI berlebih ini bisa disimpan untuk kemudian digunakan saat bayi membutuhkannya.
  3. Mencegah pemborosan susu: Dengan menyimpan ASI, ibu dapat mencegah pemborosan susu yang dihasilkan.

Berapa Lama ASI Bisa Disimpan?

Sebelum membahas apakah ASI perah bisa disimpan tanpa freezer atau kulkas, sebaiknya kita bahas terlebih dahulu berapa lama ASI bisa disimpan.

  1. Suhu kamar: ASI perah bisa disimpan pada suhu kamar (25℃ atau 77℉) selama 4-6 jam. Namun, hal ini hanya disarankan jika ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik dan tidak terkena sinar matahari langsung.
  2. Kulkas dikompresi: ASI perah bisa disimpan di dalam kulkas dikompresi pada suhu 0-4℃ selama 3-5 hari. Kulkas dikompresi memiliki satu pintu dan mampu menjaga suhu yang konstan.
  3. Freezer bawah kulkas: ASI perah bisa disimpan di dalam freezer bawah kulkas pada suhu -18℃ selama 2 minggu.
  4. Freezer terpisah: ASI perah bisa disimpan di dalam freezer terpisah pada suhu -18℃ selama 6-12 bulan.

Meskipun demikian, ASI yang disimpan di dalam freezer bawah kulkas atau freezer terpisah tetap harus dicairkan terlebih dahulu sebelum diberikan pada bayi.

Bisakah ASI Perah Disimpan Tanpa Freezer?

Sekarang, kita sampai pada pertanyaan utama, bisakah menyimpan ASI perah tanpa freezer? Jawabannya adalah: ya, bisa.

Selain metode penyimpanan yang telah disebutkan di atas, ada beberapa cara lain untuk menyimpan ASI perah tanpa menggunakan freezer atau kulkas:

Tas Pendingin

Tas pendingin atau cool box merupakan alternatif penyimpanan ASI perah yang baik. Cukup siapkan tas pendingin, tambahkan pendingin es, dan masukkan botol ASI perah ke dalamnya. Pastikan Anda memilih tas pendingin yang berkualitas sehingga suhu di dalamnya bisa dipertahankan lebih lama.

Cold Pack

Cold pack atau kantong pendingin sering digunakan sebagai alternatif penyimpanan ASI perah. Biasanya, cold pack digunakan pada saat bepergian atau dalam keadaan darurat. Caranya, lepaskan semua udara dari kantong pendingin, masukkan botol ASI perah, dan tutup rapat.

Kontainer Insulated Bag

Kontainer insulated bag adalah tas khusus yang dilengkapi dengan lapisan isolasi untuk menjaga suhu di dalamnya. Biasanya, tas ini juga dilengkapi dengan pendingin es agar suhu di dalamnya bisa dipertahankan lebih lama.

Penyimpanan Keping Es

Penyimpanan keping es atau refreezable ice pack adalah kantong plastik yang diisi dengan air dan diletakkan di freezer untuk membentuk keping es. Keping es ini bisa digunakan sebagai alternatif pendingin apabila tidak ada lemari es atau freezer yang tersedia.

Kapan ASI Perah Harus Dibuang?

Terakhir, selain membahas cara menyimpan ASI perah tanpa freezer, sebaiknya kita beberapa faktor yang dapat memengaruhi keamanan ASI perah. Beberapa faktor ini dapat menyebabkan ASI perah menjadi tidak aman atau harus dibuang:

  1. ASI yang disimpan pada suhu kamar lebih dari 6 jam.
  2. ASI yang disimpan di dalam kulkas lebih dari 5 hari.
  3. ASI yang disimpan di dalam freezer lebih dari 12 bulan.
  4. ASI yang bau dan rasanya aneh.
  5. ASI yang berwarna gelap atau terdapat endapan.
  6. ASI yang terkontaminasi oleh kuman atau bakteri.

Jika menemukan ASI perah dengan ciri-ciri di atas, sebaiknya buang ASI tersebut. Walaupun menyimpan ASI perah tanpa freezer atau kulkas mungkin saja dapat dilakukan, namun kebanyakan dari metode alternatif penyimpanan ASI perah hanya bisa digunakan dalam waktu yang terbatas.

Kesimpulan

Menyimpan ASI perah adalah hal yang sangat penting bagi ibu menyusui. Banyak alternatif penyimpanan ASI perah yang bisa digunakan jika tidak ada akses ke freezer atau kulkas. Namun, tetap perlu memerhatikan beberapa faktor keamanan jika ingin menjaga kualitas dan keamanan ASI perah. Semoga informasi di atas bisa membantu Anda sebagai ibu menyusui dalam menyimpan ASI perah.