Efek Samping Obat Tuberkulosis yang Perlu Diwaspadai

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang masih menjadi momok bagi banyak orang. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menyerang organ paru-paru. Pengobatannya memerlukan waktu yang relatif lama dan kombinasi obat-obatan. Meskipun pengobatan tuberkulosis bersifat vital, obat-obatan tersebut juga dapat menimbulkan efek samping yang berarti bagi pasien.

Dalam artikel ini, kami akan membahas berbagai efek samping obat tuberkulosis yang perlu diwaspadai.

1. Hepatitis

Satu-satunya efek samping obat tuberkulosis yang dapat menimbulkan keadaan gawat darurat adalah hepatitis. Obat ini dapat menyebabkan inflamasi hati dan gejala klinisnya dapat bervariasi mulai dari tidak bergejala hingga gangguan fungsi hati yang parah.

2. Neurotoksisitas

Beberapa obat tuberkulosis seperti isoniazid dan ethambutol dapat menyebabkan neurotoksisitas. Ini adalah efek samping yang terjadi ketika obat merusak sistem saraf pusat. Gejala neurotoksisitas yang mungkin timbul antara lain pusing, rasa tidak nyaman atau kesemutan di tangan atau kaki, kejang, dan bahkan kerusakan saraf optik.

3. Gangguan ginjal

Kombinasi obat-obatan tuberkulosis seperti streptomisin, kanamisin, dan amikasin dapat memicu kerusakan ginjal dan fungsi ginjal yang tidak normal. Ini dapat terjadi karena keracunan obat atau karena adanya kepekaan terhadap obat tersebut.

4. Gangguan sistem kardiovaskular

Beberapa obat tuberkulosis dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular dan menyebabkan efek samping seperti palpitasi, aritmia jantung, dan tekanan darah rendah.

5. Efek pada kulit

Obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan tuberkulosis sering kali dapat menyebabkan reaksi kulit seperti ruam dan rasa gatal. Selain itu, obat tersebut dapat menyebabkan fotosensitivitas, yang membuat kulit lebih rentan terhadap kerusakan dan gangguan setelah terpapar sinar matahari.

6. Efek ototoksik

Obat tuberkulosis seperti streptomisin dan kanamisin dapat menyebabkan ototoksik. Ini adalah kondisi ketika obat merusak sel-sel saraf di telinga bagian dalam dan menyebabkan gangguan pendengaran. Kondisi ini dapat mengancam keselamatan pasien karena gangguan pendengaran dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mendengar peringatan suara.

7. Gangguan pada sistem saraf perifer

Meningkatkan dosis isoniazid atau mengonsumsinya selama jangka waktu yang lama dapat menyebabkan neuropati perifer. Ini adalah kondisi ketika saraf yang mengontrol perasaan pada jari, tangan dan kaki melemah atau rusak.

8. Efek samping pada sistem saluran pencernaan

Beberapa obat tuberkulosis dapat menyebabkan efek samping pada sistem pencernaan seperti diare, mual, muntah, dan gangguan pencernaan lainnya.

9. Gangguan sistem saraf pusat

Penggunaan obat tuberkulosis tertentu dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan efek samping seperti kejang, halusinasi, dan tekanan otak.

Kesimpulan

Efek samping obat tuberkulosis dapat menimbulkan masalah yang serius pada kesehatan pasien dan dapat mengancam keselamatan mereka. Pasien dan keluarga mereka harus mencari bantuan medis jika mereka mengalami efek samping yang tidak diinginkan. Dalam kebanyakan kasus, efek samping dapat dielakkan dengan memantau dosis, memilih obat yang tepat dan melakukan pemeriksaan laboratorium secara teratur. Namun, pada kasus tertentu, pengobatan tuberkulosis mungkin harus dihentikan dan diganti dengan obat lain.