Indonesia memiliki kasus kematian ibu hamil atau melahirkan yang sangat tinggi. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh WHO, Indonesia menempati urutan ke-5 dunia dengan angka kematian ibu hamil atau melahirkan tertinggi. Dan penyebab utamanya adalah eklamsia dan preeklamsia. Kondisi ini dapat terjadi pada ibu hamil yang memiliki tekanan darah tinggi dan dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi yang dikandungnya.
Pengertian Eklamsia dan Preeklamsia
Preeklamsia
Preeklamsia adalah kondisi medis yang terjadi pada ibu hamil yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan paparan protein dalam urin setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Beberapa gejala yang muncul pada preeklamsia antara lain:
- Tekanan darah tinggi yang tiba-tiba
- Kepala terasa sakit
- Mual dan muntah
- Penglihatan buram atau ganguan pada penglihatan
- Rasa sakit di perut atau perut keras
Eklamsia
Eklamsia adalah kondisi medis yang sangat serius dan berbahaya, yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami preeklamsia. Pada kondisi ini, tekanan darah tinggi ibu hamil bisa mematikan oksigen ke otak, sehingga terjadi kejang atau kram otot yang dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi yang dikandungnya. Beberapa gejala dari eklamsia antara lain:
- Kejang-kejang atau epilepsi
- Menurunnya kesadaran
- Koma
Penyebab Eklamsia dan Preeklamsia
Penyebab eklamsia dan preeklamsia tidak diketahui secara pasti. Ada beberapa faktor yang diduga memicu terjadi eklamsia dan preeklamsia antara lain:
- Obesitas pada ibu hamil.
- Kehamilan terlalu tua di atas usia 35 tahun.
- Memiliki riwayat keluarga dengan preeklamsia.
- Hamil kembar atau lebih.
- Memiliki tekanan darah tinggi pada kehamilan atau sebelum kehamilan.
Pencegahan Eklamsia dan Preeklamsia
Pencegahan eklamsia dan preeklamsia dapat dilakukan dengan cara:
Mengontrol tekanan darah dan protein urin
Ibu hamil yang berisiko tinggi mengalami eklamsia dan preeklamsia, harus rutin memeriksakan tekanan darah dan protein urin. Ini adalah cara yang efektif untuk menemukan masalah kesehatan pada ibu hamil sejak dini. Hal ini sangat penting dilakukan, karena preeklamsia dan eklamsia tidak menunjukkan gejala yang jelas di awal kehamilan.
Menerapkan gaya hidup sehat
Selain mengontrol tekanan darah dan protein urin, ibu hamil yang berisiko tinggi mengalami eklamsia dan preeklamsia juga harus menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, membatasi asupan garam, menghindari stres dan membatasi merokok dan minum alkohol.
Minum suplemen kalsium
Suplemen kalsium dapat membantu menurunkan risiko eklamsia pada ibu hamil. Namun, tidak semua ibu hamil cocok mengonsumsi suplemen kalsium. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen ini.
Pengobatan Eklamsia dan Preeklamsia
Pengobatan eklamsia dan preeklamsia harus segera dilakukan setelah kondisi tersebut terdeteksi. Ada beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan, antara lain:
Tes Diagnostik
Tes diagnostik berfungsi untuk mendeteksi penyakit lebih awal, seperti:
- Pemeriksaan darah
- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
- Pemeriksaan kandungan protein dalam air kemih (urin)
Obat Penghilang Rasa Sakit
Ibu hamil yang mengalami eklamsia dan preeklamsia biasanya diberikan obat pereda nyeri, seperti morfin, kodein ataus piritramida.
Obat Tekanan Darah Tinggi
Ibu hamil yang mengalami eklamsia dan preeklamsia biasanya diberikan obat penurun tekanan darah. Obat ini harus diresepkan oleh dokter dan harus dikonsumsi dengan hati-hati.
Terapi Cairan
Infus cairan dapat membantu memperbaiki keseimbangan elektrolit dalam tubuh ibu hamil yang mengalami eklamsia dan preeklamsia.
Pemberian Obat Penenang
Pemberian obat penenang seperti diazepam atau lorazepam dapat membantu mengurangi kejang dan memberikan efek penenang.
Kesimpulan
Eklamsia dan preeklamsia merupakan kondisi yang sangat berbahaya bagi ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya hal tersebut, seperti mengontrol tekanan darah dan protein urine, menerapkan gaya hidup sehat dan mengonsumsi suplemen kalsium. Namun, jika sudah terjadi, perawatan harus segera dilakukan untuk mencegah dampak yang lebih besar. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala eklamsia atau preeklamsia untuk mendapatkan perawatan yang tepat.