Kalbe dan Amarox Luncurkan Covifor untuk Pengobatan COVID-19

COVID-19 adalah pandemi global yang telah menimbulkan dampak yang signifikan pada kesehatan dan ekonomi dunia. Pandemi ini telah menyebar dengan cepat dan menyerang lintas batas negara. Indonesia tidak luput dari wabah ini dan jumlah kasus positif yang terus meningkat setiap hari. Oleh sebab itu, upaya penyelamatan dan pengobatan COVID-19 menjadi hal yang sangat penting.

Munculnya Covifor sebagai obat pengobatan COVID-19 menjadi harapan baru dalam menghadapi pandemi ini. Kalbe dan Amarox menjalin kerjasama untuk meluncurkan Covifor sebagai obat antiviral COVID-19.

Apa itu Covifor?

Covifor merupakan virus RNA pita ganda yang bekerja dengan cara mengganggu sel pembawa virus. Obat ini memiliki senyawa aktif bernama Remdesivir. Remdesivir adalah obat anti-viral yang awalnya dipergunakan untuk mengatasi Ebola dan virus lainnya. Senyawa ini mempengaruhi proses replikasi virus dalam tubuh, menekan pertumbuhan awal virus sehingga infeksi bisa diminimalkan.

Covifor telah diuji coba keamanannya dan efektivitasnya untuk COVID-19 dan telah disetujui untuk penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Bagaimana Cara Kerja obat Covifor?

Covifor bekerja dengan menghentikan proses replikasi virus dalam tubuh. Obat ini mampu mengurangi jumlah virus yang ada dalam tubuh dan juga mengurangi kerusakan pada sel tubuh akibat adanya virus. Covifor juga dapat meredakan gejala COVID-19 seperti demam, batuk, dan sesak napas pada pasien COVID-19.

Siapa yang Bisa Mendapatkan Obat Covifor?

Obat Covifor adalah obat khusus COVID-19 dan hanya digunakan untuk pasien COVID-19 yang sudah dirawat di rumah sakit dengan kondisi sedang hingga berat serta memiliki gejala-gejala COVID-19 yang sangat signifikan.

Obat Covifor harus diambil oleh pasien COVID-19 dengan resep dari dokter dan diberikan dalam dosis obat yang tepat untuk menghindari efek samping.

Efek Samping dari Obat Covifor

Seperti obat-obatan pada umumnya, Covifor dapat menimbulkan efek samping pada pasien. Beberapa efek samping seperti mual, muntah, sakit kepala, dan kelelahan. Selain itu, terdapat juga efek samping yang serius seperti disfungsi hati dan peningkatan kadar enzim hati.

Sebelum dilakukan pengobatan dengan obat Covifor, dokter akan memperhitungkan manfaat dan risiko penggunaan obat ini pada pasien.

Kesimpulan

Covifor menjadi harapan baru dalam pengobatan COVID-19. Kerjasama antara Kalbe dan Amarox meluncurkan obat ini menjawab kebutuhan mendesak untuk pengobatan COVID-19 di Indonesia. Namun, penggunaan obat ini harus dipertimbangkan secara matang oleh dokter dan pasien untuk meminimalkan efek samping.

Selain pengobatan dengan menggunakan obat, tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran virus tetap menjadi hal yang sangat penting. Menggunakan masker, menjaga jarak sosial, mencuci tangan dengan sabun dan air, serta menghindari kerumunan adalah beberapa tindakan yang dapat membantu mengurangi penyebaran virus.

Mari kita bersama-sama berjuang melawan COVID-19 dengan tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat.