Ketuban Pecah Dini: Penyebab, Ciri, Cara Mengetahui, dan Mengatasinya

Ketuban pecah dini (KPD) adalah kondisi di mana ketuban, cairan yang melindungi janin dalam rahim, pecah sebelum proses persalinan dimulai. KPD bisa terjadi pada ibu hamil setiap saat, namun lebih sering terjadi pada tahap akhir kehamilan. KPD memuat risiko bagi kesehatan bayi, karena ketuban berfungsi sebagai pelindung dari infeksi serta memastikan bahwa bayi menerima nutrisi yang cukup.

Penyebab Ketuban Pecah Dini

Penyebab utama KPD masih belum diketahui secara pasti. Namun, berbagai faktor diduga turut memicu terjadinya KPD, yakni :

Usia Ibu Hamil

Ibu hamil yang berumur di atas 35 tahun lebih rentan mengalami KPD, sebab ketuban lebih cenderung mengalami penuaan.

Kehamilan Ganda

Isi ganda membuat tekanan pada rahim menjadi lebih besar, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya KPD.

Riwayat KPD

Ibu yang dalam kehamilan sebelumnya pernah mengalami KPD lebih rentan mengalami KPD lagi di masa kehamilan berikutnya.

Stres

Stres dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang berkontribusi pada risiko KPD.

Ketidakseimbangan Cairan Tubuh

Ibu hamil yang mengalami dehidrasi, terlalu sering minum kafein, atau mengonsumsi obat tertentu, rentan mengalami KPD.

Ciri-Ciri Ketuban Pecah Dini

Ibu hamil dapat mengalami ketuban pecah dini dengan berbagai gejala seperti :

Cairan yang Mengalir dari Miss V

Gejala paling mendasar dari KPD adalah adanya cairan ketuban yang keluar dari vagina secara tidak sengaja. Cairan ketuban lebih cenderung mengalir secara perlahan, secara terus-menerus atau berhenti sesaat kemudian muncul lagi.

Kram pada Perut atau Lendir

Terjadinya KPD dapat menyebabkan ketegangan pada otot-otot uterus, yang kemudian memicu rasa kram atau sakit perut.

Pendarahan Ringan atau Bercak

Meskipun pendarahan tidak selalu terjadi pada KPD, namun beberapa ibu hamil melaporkan munculnya bercak darah yang keluar bersamaan dengan cairan ketuban.

Kontraksi yang Tidak Teratur

Kontraksi uterus yang tidak teratur juga dapat menjadi tanda KPD. Kontraksi ini berbeda dengan kontraksi sebelum persalinan, di mana kontraksi tersebut lebih teratur dan terus meningkat.

Pembengkakan Wajah

Pembengkakan pada wajah dan tubuh umumnya menandakan adanya kondisi preeklampsia. Namun, pada beberapa kasus, pembengkakan juga bisa menjadi gejala KPD.

Tekanan Rendah

Tekanan darah yang rendah juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya ketuban pecah dini. Tekanan darah rendah biasanya disertai dengan gejala pusing, lelah, atau sesak nafas.

Cara Mengetahui Ada Ketuban Pecah Dini

Ibu hamil dapat melakukan beberapa tindakan untuk memastikan apakah ketubannya sudah pecah :

Periksa Cairan

Jika ibu hamil mengalami kecurigaan bahwa ketubannya sudah pecah, ia dapat memeriksa cairan yang keluar dari vagina dengan cara mengenakan pankas atau pembalut wanita khusus. Jika cairannya benar-benar mengalir dan basah pada pembalut, kemungkinan besar ketuban sudah pecah.

Dobel Cek

Jika ibu hamil mengalami gejala ketuban pecah dini, ia dapat memeriksanya dengan cara pengecekan ganda. IBu hamil dapat melakukan aktivitas tertentu dan memeriksa apakah cairan ketuban kembali muncul. Misalnya, saat ibu hamil berjongkok, batuk, atau tertawa. Jika cairan ketuban kembali muncul, maka kemungkinan besar ketuban sudah pecah.

Tes pH

Tes pH adalah cara lain untuk mendeteksi ketuban pecah dini. Ibu hamil dapat membeli tes pH dalam bentuk papirus khusus di apotek.

Mengatasi Ketuban Pecah Dini

Jika ibu hamil mendeteksi gejala ketuban pecah dini, ia perlu segera melakukan tindakan untuk mengatasi hal tersebut, di antaranya :

Beristirahat

Jika ibu hamil merasa belum siap melahirkan, ia disarankan untuk beristirahat cukup. Hindari melakukan aktivitas yang berat, berjalan-jalan, membungkuk, atau merangsang kontraksi.

Periksakan ke Dokter

Segera periksakan ke dokter atau bidan jika ada cairan yang keluar dari área kewanitaan dan mencurigakan bahwa ketuban sudah pecah.

Rajin Minum Air

Ibu hamil perlu rajin minum air putih untuk menjaga agar tubuh tetap terhidrasi. Ketuban yang sehat mengandung cairan yang cukup. Oleh karena itu, ibu hamil perlu memastikan agar tubuhnya tidak kekurangan cairan.

Hindari Seks

Setelah ketuban pecah, dianjurkan untuk menghindari hubungan seksual selama beberapa hari.

Kesimpulan

Ketuban pecah dini dapat terjadi kapan saja selama proses kehamilan. Ibu hamil perlu waspada terhadap gejala ketuban pecah dini yang muncul. Jika gejala sudah terdeteksi, segera temui dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan memastikan bahwa bayi dan ibu hamil tetap aman. Oleh karena itu, ketahui ciri-ciri, cara mengetahui, dan cara mengatasinya agar gejala ketuban pecah dini dapat diatasi dengan tepat.