Mengenali Tanda-Tanda Kekerasan pada Pasangan: Pentingnya Menghentikan Siklus Kekerasan

Mengalami kekerasan dalam hubungan tidak hanya menimbulkan rasa sakit dan luka fisik tetapi juga dapat meninggalkan bekas trauma yang membahayakan kesehatan mental seseorang. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, sulit untuk mengenali tanda-tanda kekerasan pada pasangan, bahkan bagi mereka yang sudah menjalin hubungan untuk waktu yang lama. Dalam artikel ini, kita akan membahas tanda-tanda kekerasan pada pasangan yang mungkin sering tidak disadari, serta cara untuk menghentikan siklus kekerasan.

Kekerasan dalam Hubungan: Tidak Hanya Fisik

Kekerasan dalam hubungan tidak hanya mencakup bentuk-bentuk kekerasan fisik seperti pukulan, tendangan, atau gigitan. Kekerasan juga bisa bersifat tidak fisik seperti penipuan, kritik yang memalukan, pemberian umpan dengan tujuan untuk menjebak pasangan, hingga membatasi ruang gerak pasangan. Bentuk kekerasan yang tidak fisik akan membuat pasangan merasa terisolasi dan tertekan. Selain itu, kekerasan psikologis dapat lebih sulit dideteksi dan sering tidak terlihat berbahaya secara langsung.

Tanda-tanda Kekerasan dalam Hubungan

Banyak tanda-tanda kekerasan dalam hubungan yang dapat diabaikan atau dianggap sebagai tindakan wajar dalam suatu hubungan, padahal sebenarnya dapat berbahaya. Berikut adalah beberapa tanda-tanda kekerasan dalam hubungan:

1. Pasangan Selalu Ingin Mengontrol

Pasangan yang ingin selalu mengontrol pasangannya akan menjadi sangat posesif. Dia mungkin akan mengkritik penampilan pasangannya, mengatur pergaulan, dan mengendalikan aktivitas pasangan secara menyeluruh.

2. Terlalu Jauh Menolak Permintaan Pasangan

Pasangan yang kejam akan terlalu banyak menolak permintaan apapun dari pasangannya tanpa ada alasan yang jelas. Bahkan untuk permintaan kecil sekalipun pasangan tersebut akan memberikan penolakan yang ekstrim, seperti menghindar atau bahkan langsung menggunakan kekerasan fisik.

3. Sering Mengancam atau Menunjukkan Kekerasan

Pasangan yang kejam akan sering mengancam, melontarkan kata-kata kasar, atau menunjukkan tindakan kekerasan terhadap pasangan. Semua tindakan tersebut mengindikasikan akan adanya ancaman yang nyata terhadap pasangan.

4. Selalu Membatasi Aktivitas atau Gerak Pasangan

Pasangan yang kejam akan selalu mencoba untuk membatasi aktivitas atau gerak pasangannya. Dia akan memonitor dan mengatur apa yang dilakukan pasangannya, seperti mereka akan meminta izin jika ingin keluar rumah atau ingin bertemu dengan teman-teman.

5. Pasangan Terus Mempermainkan atau Membuat Pasangan Menyesal

Pasangan yang kejam akan sering mempermainkan atau membuat pasangannya merasa bersalah, dan menjadikannya sebagai alat untuk memperkuat kekuasaanya. Mereka mungkin akan menyebut pasangan tidak pantas atau tidak berharga, dan mengancam untuk meninggalkan pasangan.

6. Menjadi Agresif Ketika Pasangan Melawan

Pasangan yang kejam akan menjadi lebih agresif ketika pasangan melawan atau berbicara mempertahankan diri. Mereka mungkin akan mengeluarkan ancaman atau memperlakukan pasangan dengan kekerasan.

7. Mempunyai Sikap yang Berubah-Ubah

Pasangan kejam mengalami perubahan cepat dalam sikap. Mereka bisa sangat manis dan penuh kasih sayang pada saat tertentu, tetapi bisa menjadi sangat merusak di saat yang lain. Sikap ini dapat membuat pasangan sulit memahami bagaimana menjalankan suatu hubungan dan menciptakan rasa kekhawatiran dan ketidakpastian.

Menghentikan Siklus Kekerasan

Jika Anda telah mengenali tanda-tanda kekerasan dalam hubungan, maka penting untuk menghentikan siklus kekerasan secepat mungkin. Berikut adalah beberapa cara untuk menghentikan siklus kekerasan:

1. Mencari Bantuan Dan Dukungan

Mengalami kekerasan dalam hubungan tidak ada alasan yang benar untuk membiarkannya berlanjut, maka segera mencari bantuan dari orang yang bisa dipercaya. Jangan takut untuk menghubungi keluarga atau teman yang bisa dipercaya, pusat bantuan, atau aplikasi pengaduan kekerasan untuk mendapatkan bantuan.

2. Menghindari Konflik dan Kondisi yang Sulit

Ketika seseorang mengalami bentuk kekerasan dalam hubungan, maka ia perlu menghindari situasi yang membuatnya rentan atau bisa memicu kekerasan yang lebih besar. Hindari konflik dan situasi yang sulit yang bisa memperburuk situasi.

3. Melindungi Diri Sendiri

Jangan berusaha untuk mengubah perilaku pasangan. Bukan Anda yang menyebabkan kekerasan dalam hubungan, dan Anda juga tidak harus bertanggung jawab untuk mengubah perilaku pasangan. Sebagai gantinya, fokuskan pada melindungi diri sendiri dengan menerima bantuan dan dukungan.

4. Mencoba Berkonsultasi dengan Ahli

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami kekerasan dalam hubungan, maka cobalah untuk berkonsultasi dengan ahli seperti psikolog atau terapis. Ahli tersebut akan memberikan konseling dan membantu Anda menciptakan langkah-langkah proaktif untuk menghentikan siklus kekerasan.

Kesimpulan

Mengenali tanda-tanda kekerasan pada pasangan adalah suatu keharusan. Penting untuk menghentikan siklus kekerasan secepat mungkin untuk mencegah bahaya fisik atau mental yang terjadi pada diri Anda atau orang yang Anda sayangi. Ingatlah, hubungan yang sehat seharusnya tidak memerlukan tindakan kekerasan. Maka pastikan untuk mengambil tindakan yang tepat jika Anda mengalami kekerasan dalam hubungan atau melihat ada orang yang mengalaminya.