Narsis dan Percaya Diri Itu Beda Lho! Begini Perbandingannya

Percaya diri dan narsis adalah dua hal yang seringkali dikaitkan satu sama lain. Padahal sebenarnya kedua hal tersebut berbeda. Ada perbedaan yang signifikan antara orang yang percaya diri dengan orang yang narsis. Seorang yang percaya diri merasa yakin dan mampu melakukan sesuatu, sedangkan seorang yang narsis memiliki kecenderungan terlalu banyak memikirkan diri sendiri dan menyepelekan orang lain.

Dalam artikel ini kita akan membahas apakah narsis dan percaya diri itu benar-benar berbeda dan akan memberikan beberapa perbandingan antara kedua sikap tersebut agar kita dapat lebih memahami perbedaannya.

Apa itu Narsis?

Narsis merupakan perilaku atau sikap yang memusatkan perhatian terhadap diri sendiri, keinginan untuk diakui atau dipuji, serta melakukan sesuatu demi kepentingan dan kepuasan dirinya sendiri. Orang yang narsis biasanya memperlihatkan tanda-tanda seperti tidak menerima kritikan, merasa jagoan, mudah tersinggung, dan selalu ingin menonjolkan diri.

Secara definisi, narsis merupakan suatu bentuk gangguan mental yang menyebabkan seseorang tidak bisa memisahkan antara realitas yang sebenarnya dengan pemikiran yang dihasilkan dari keinginan untuk dipuji dan diakui. Orang yang memiliki gangguan narsisisme tidak memiliki empati dan seringkali memandang rendah orang lain.

Apa itu Percaya Diri?

Percaya diri merupakan sikap yang dihasilkan dari keyakinan diri dan kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu. Orang yang percaya diri memiliki pandangan positif terhadap dirinya sendiri dan mampu menghadapi kesulitan dengan tanggung jawab dan optimisme.

Percaya diri juga diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola emosi dan memandang segala sesuatu dengan positif. Seorang yang percaya diri dapat mempertahankan pendapatnya meskipun dihadapkan pada situasi yang tidak mendukung.

Perbandingan Narsis dan Percaya Diri

Berikut ini adalah beberapa perbandingan antara narsis dan percaya diri:

Fokus

Orang narsis memusatkan perhatian pada dirinya sendiri dan kebutuhan pribadinya. Mereka cenderung enggan menerima pendapat atau kritikan orang lain dan lebih memilih untuk menunjukkan kelebihan mereka demi mendapatkan pengakuan.

Sementara itu, orang yang percaya diri fokus pada kemampuan dan kepercayaan diri mereka, serta berupaya untuk menjadi lebih baik dengan menggali informasi dari orang lain secara positif.

Empati

Orang narsis jarang merasakan empati dan terlalu mengutamakan kepentingan pribadi. Mereka cenderung memandang rendah orang lain dan tidak memperdulikan perasaan orang di sekitarnya.

Sementara itu, orang yang percaya diri biasanya memiliki empati yang tinggi dan memperhatikan perasaan orang lain. Mereka mampu mengelola emosi mereka sendiri dan berempati terhadap orang lain.

Reaksi Terhadap Kritik

Orang narsis cenderung merasa tidak nyaman atau tersinggung ketika menerima kritikan. Mereka sering merasa bahwa dirinya lebih baik dari yang diperlihatkan oleh orang lain.

Sementara itu, orang yang percaya diri tetap tenang dan dapat menerima kritik dengan bijak. Mereka melihat kritik sebagai sarana untuk belajar dan meningkatkan diri.

Keterbukaan dalam Memperoleh Umpan Balik

Orang narsis sulit untuk menerima umpan balik karena mereka merasa sudah sangat pandai dan tidak membutuhkan saran atau kritik dari orang lain.

Sementara itu, orang yang percaya diri memperoleh umpan balik dari orang lain sebagai suatu yang penting dalam proses belajar dan berkembang.

Interaksi Sosial

Orang narsis cenderung mempertanyakan kelebihan orang lain dan menganggap dirinya lebih baik dari yang sebenarnya. Mereka lebih memilih untuk bersaing daripada bekerja sama.

Sementara itu, orang yang percaya diri meyakini bahwa kesuksesan dapat diraih melalui kerja sama dan saling mendukung. Dia memiliki kemampuan untuk meminta maaf dan bekerja sama secara tim.

Kesimpulan

Narsis dan percaya diri adalah dua sikap yang berbeda. Narsisme merupakan perilaku ekstrem yang mementingkan kebutuhan diri sendiri, sedangkan percaya diri merupakan sikap positif yang dihasilkan dari keyakinan diri dan kemampuan seseorang.

Orang yang narsis cenderung tidak memiliki empati dan lebih fokus pada diri sendiri, sedangkan orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk mengelola emosi dan memperdhatikan perasaan orang di sekitarnya.

Untuk menjadi orang yang sukses dan memperoleh kebahagiaan dalam hidup, lebih baik untuk memperlihatkan sikap percaya diri daripada narsis. Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dan memanfaatkan umpan balik dari orang lain sebagai sarana untuk belajar dan berkembang.

Sikap percaya diri bukanlah sesuatu yang bawaan atau diwariskan oleh orang tua. Melainkan, ini merupakan suatu hal yang dapat dilatih dan ditingkatkan seiring waktu. Maka, mari kita terus memperbaiki diri dan membangun sikap percaya diri yang kuat, sehingga kita dapat menyambut masa depan dengan penuh optimisme.