Risiko Bila Angkat Rahim, Apakah Bisa Hamil Kembali?

Apa Itu Angkat Rahim atau Histerektomi?

Angkat rahim, atau yang secara medis dikenal sebagai histerektomi, adalah operasi pengangkatan rahim secara keseluruhan atau sebagian. Ada beberapa jenis histerektomi yang dapat dilakukan tergantung pada kondisi kesehatan wanita. Beberapa alasan medis untuk melakukan angkat rahim adalah endometriosis, fibroid rahim, kanker rahim, dan kelainan bawaan pada rahim.

Apa Risiko Bila Angkat Rahim?

Karena angkat rahim merupakan operasi besar, maka terdapat beberapa risiko yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan melakukannya. Beberapa risiko operasi histerektomi meliputi:

Anestesi

Anestesi yang digunakan selama operasi dapat menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, sakit kepala, dan kesulitan bernapas. Selain itu, ada juga risiko reaksi alergi terhadap obat anestesi.

Infeksi

Setiap jenis operasi memiliki risiko infeksi, dari yang ringan hingga yang serius, tergantung pada bagaimana operasi dilakukan dan kebersihan lingkungan sekitar.

Perdarahan

Perdarahan yang berlebihan selama operasi dapat mengancam jiwa dan memerlukan transfusi darah.

Cedera Organ

Terkadang, organ lain seperti kandung kemih dan ureter dapat terluka selama operasi, yang dapat menyebabkan infeksi atau kerusakan yang lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat.

Komplikasi pasca operasi

Setelah operasi, wanita dapat mengalami sakit perut, kram, atau bahkan masalah dengan sistem pencernaan dan saluran kemih. Beberapa orang juga mengalami nyeri yang terus-menerus di bekas luka.

Risiko Kehamilan

Salah satu risiko yang paling umum dibicarakan oleh wanita yang menjalani operasi angkat rahim adalah kemampuan untuk hamil kembali. Namun, apakah risiko ini nyata?

Apakah Risiko Kehamilan Setelah Angkat Rahim Nyata?

Jawabannya sebenarnya sangat sederhana: Jika rahim diambil secara keseluruhan, maka kemampuan untuk hamil akan hilang selamanya. Namun, jika operasi hanya mengangkat sebagian rahim, kemungkinan hamil masih ada, meskipun risikonya tergantung pada seberapa besar rahim yang diangkat dan letaknya.

Jika rongga rahim masih ada setelah operasi, maka masih ada kemungkinan pregnan jika sel telur menempel pada dinding rongga rahim yang tersisa. Namun, kemungkinan kehamilan akan menjadi lebih sulit karena perubahan pada tubuh dan sistem reproduksi wanita.

Jika serviks dan indung telur tetap utuh dan tidak terpengaruh oleh operasi, proses pembuahan tetap bisa terjadi. Namun, jika indung telur juga diangkat selama operasi, kehamilan tidak mungkin lagi terjadi secara normal.

Terkadang, wanita yang menjalani operasi histerektomi juga mengambil keputusan untuk mempertimbangkan prosedur bayi tabung atau transplantasi rahim sebagai cara untuk memiliki bayi.

Kesimpulan

Operasi angkat rahim adalah operasi besar yang memiliki risiko bersamaan. Namun, risiko kehamilan setelah operasi tergantung pada seberapa besar rahim diangkat dan di mana letaknya. Jika rahim diangkat keseluruhan maka kemampuan untuk hamil akan hilang selamanya. Namun, jika hanya sebagian diambil, kemungkinan hamil ada, meskipun sulit dan sebagian wanita memilih prosedur bayi tabung atau transplantasi rahim.

Karena itu, sangat penting untuk berbicara dengan dokter dan memperhatikan semua faktor risiko serta manfaat sebelum menjalani operasi angkat rahim.