Tak Mau Berbagi: Apa Penyebab Balita Cenderung Pelit?

Balita merupakan usia dari 1 hingga 5 tahun dan masa-masa ini penting bagi perkembangan seluruh aspek kehidupan mereka. Salah satunya adalah aspek sosial di mana mereka untuk pertama kali berinteraksi dengan orang lain di luar keluarga, belajar bergaul dan berbagi dengan teman sebayanya. Namun, seringkali kita melihat balita yang cenderung tidak ingin berbagi mainan atau makanannya dengan orang lain. Lalu, apa penyebab balita cenderung pelit dan bagaimana mengatasi masalah ini?

Faktor Genetik

Menurut beberapa penelitian, faktor genetik dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang termasuk kecenderungan untuk berbagi atau tidak. Beberapa orang memang memiliki kecenderungan untuk lebih pelit dalam memberi atau berbagi dengan orang lain dan ini dapat diturunkan dari orang tua mereka. Namun, faktor genetik ini biasanya hanya mempengaruhi sebagian kecil dari perilaku sosial seseorang dan dapat diatasi dengan pembiasaan yang tepat.

Kurangnya Pembiasaan Berbagi

Balita yang tidak terbiasa berbagi juga bisa menjadi penyebab kecenderungan pelitnya mereka. Jika sejak kecil mereka tidak diajarkan untuk berbagi dan selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa perlu berbagi dengan teman-teman mereka, maka mereka akan menjadi sulit untuk berbagi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengajarkan nilai berbagi sejak dini dan memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari di rumah atau di tempat penitipan anak.

Kecenderungan Ingin Memiliki yang Lebih Banyak

Balita pada dasarnya masih belajar dan keinginan untuk memilik setiap hal yang mereka lihat bisa sangat besar. Keinginan inilah yang bisa membuat mereka menjadi cenderung pelit ketika harus berbagi dengan orang lain. Pada usia ini, penting untuk mengajarkan nilai kejujuran dan saling menghargai. Memberi pengertian pada anak bahwa kebahagiaan bukan hanya berasal dari milik pribadi tetapi juga dari kebahagiaan bersama.

Rasa Takut Kehilangan

Rasa takut kehilangan juga bisa menjadi alasan balita cenderung pelit. Mereka mungkin merasa takut bahwa jika mereka memberikan atau berbagi mainan mereka dengan orang lain, mereka tidak akan mendapatkan kembali mainan tersebut. Ini juga berkaitan dengan kepercayaan yang terbentuk dari lingkungan di sekitar mereka. Oleh karena itu, kerjasama yang baik antara orang tua, pengasuh, serta komunitas sangat krusial untuk menciptakan suasana yang positif.

Cara Mengatasi

Beri Contoh

Orang tua dan pengasuh harus menjadi contoh yang baik bagi anak mereka. Berikan contoh kepada anak dengan mengajarkan nilai-nilai berbagi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan memberi makanan atau mainan untuk orang lain, atau mengajak anak untuk memberikan hadiah kepada teman pada saat hari ulang tahun.

Beri Pengertian pada Anak

Sampaikan pengertian pada anak tentang pentingnya berbagi untuk menciptakan kebahagiaan bersama. Masukan nilai kejujuran pada anak sebagai dasar untuk saling menghargai dan bergaul dengan orang lain.

Berikan Pujian

Ketika anak mulai berani berbagi dengan orang lain, jangan lupa berikan pujian yang tulus. Hal ini bisa membantu memperkuat kepercayaan diri mereka dan memotivasi mereka untuk terus berbagi.

Gunakan Cerita Singkat

Cerita singkat bisa menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan nilai berbagi pada anak. Cerita singkat biasanya mudah dicerna dan membantu anak memahami konsep berbagi dengan lebih mudah dan cepat.

Ajarkan Berbagi melalui Mainan

Berbagi mainan juga bisa menjadi cara untuk mengajarkan nilai berbagi pada anak. Ajarkan kepada anak tentang perlunya berbagi dengan teman-teman dan dengan menggunakan pemahaman yang sederhana dan jelas.